Ibu Hamil dan Lansia, Ini Kelompok yang Rentan Alami Komplikasi

Kesehatan14 Views

Ibu Hamil dan Lansia, Ini Kelompok yang Rentan Alami Komplikasi Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue dari gigitan nyamuk Aedes aegypti ini tidak hanya bisa menyerang anak-anak, tetapi juga dewasa, ibu hamil, hingga lansia. Bahkan, kelompok ibu hamil dan lanjut usia (lansia) diketahui memiliki risiko komplikasi DBD yang jauh lebih tinggi. Mengapa mereka sangat rentan? Apa saja bahaya yang bisa mengintai, dan bagaimana cara melindungi kelompok rentan ini dari ancaman DBD? Berikut penjelasan lengkapnya.

Komplikasi Kenapa DBD Berbahaya untuk Ibu Hamil dan Lansia?

Ibu hamil dan lansia termasuk kategori berisiko tinggi jika terkena DBD. Ini disebabkan oleh kondisi imun tubuh dan faktor fisiologis yang unik pada kedua kelompok tersebut.

Penurunan Sistem Imun pada Lansia Komplikasi

Lansia umumnya mengalami penurunan fungsi sistem imun seiring bertambahnya usia. Hal ini membuat tubuh mereka lebih mudah terinfeksi virus dan lebih sulit melawan infeksi, termasuk virus dengue. Selain itu, lansia biasanya memiliki penyakit penyerta (komorbid) seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung yang memperberat gejala dan memperparah risiko komplikasi DBD.

Perubahan Imunitas dan Risiko pada Ibu Hamil

Pada ibu hamil, perubahan hormon dan imunitas tubuh bertujuan agar kehamilan berjalan lancar. Namun, hal ini juga membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi, termasuk DBD. Virus dengue bisa membahayakan kesehatan ibu maupun janin, terutama pada trimester akhir kehamilan.

Komplikasi DBD pada Ibu Hamil

Infeksi DBD pada kehamilan membutuhkan perhatian khusus karena bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Komplikasi Risiko Perdarahan dan Keguguran

DBD menyebabkan penurunan jumlah trombosit darah yang penting untuk proses pembekuan. Ibu hamil dengan trombosit sangat rendah berisiko mengalami perdarahan hebat saat persalinan, bahkan keguguran pada kasus infeksi berat di trimester awal.

Ancaman Syok Dengue

Syok dengue (Dengue Shock Syndrome) dapat menyebabkan kegagalan organ dan kematian jika tidak segera ditangani. Kondisi ini sangat membahayakan bagi ibu dan janin karena aliran darah ke plasenta bisa terganggu.

Bayi Lahir Prematur atau Berat Badan Rendah

Beberapa penelitian membuktikan, DBD pada ibu hamil meningkatkan risiko persalinan prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Bahkan, virus dengue dapat menular dari ibu ke bayi saat persalinan.

Komplikasi DBD pada Lansia

Pada lansia, risiko kematian akibat DBD jauh lebih tinggi dibanding kelompok usia muda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

Komplikasi Kegagalan Organ

Lansia yang terkena DBD sangat rentan mengalami kegagalan organ, terutama ginjal, hati, dan jantung. Kondisi ini diperburuk jika lansia sudah memiliki riwayat penyakit kronis sebelumnya.

Komplikasi Perdarahan Berat

Penurunan elastisitas pembuluh darah serta trombosit yang terus menurun menyebabkan perdarahan internal lebih sering terjadi pada lansia. Perdarahan ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Syok dan Dehidrasi

Syok akibat DBD dapat terjadi lebih cepat dan sulit ditangani pada lansia, terutama jika mereka terlambat mendapatkan perawatan medis. Lansia juga lebih mudah mengalami dehidrasi akibat muntah dan demam tinggi.

Gejala DBD yang Wajib Diwaspadai pada Kelompok Rentan

Mendeteksi dini gejala DBD sangat penting agar ibu hamil dan lansia mendapat penanganan secepatnya.

Gejala Umum DBD

  • Demam tinggi mendadak, biasanya lebih dari 38,5°C
  • Nyeri kepala dan nyeri belakang mata
  • Nyeri sendi dan otot
  • Mual, muntah, kehilangan nafsu makan
  • Bintik merah di kulit (petekie) atau memar tanpa sebab jelas

Gejala Komplikasi

  • Perdarahan (hidung, gusi, muntah darah, BAB hitam)
  • Lemas, gelisah, kulit terasa dingin dan pucat
  • Penurunan kesadaran
  • Tanda-tanda dehidrasi berat (mulut kering, urine berkurang, pusing)

Jika gejala ini muncul pada ibu hamil atau lansia, segera bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.

Pencegahan dan Perlindungan bagi Ibu Hamil dan Lansia

Menghindari gigitan nyamuk tetap menjadi kunci utama untuk mencegah DBD. Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain:

1. Lakukan 3M Plus

  • Menguras tempat penampungan air secara rutin
  • Menutup rapat semua tempat penampungan air
  • Mengubur barang bekas yang bisa menampung air
  • Plus: menggunakan kelambu, lotion anti nyamuk, dan pakaian tertutup

2. Lingkungan Rumah yang Bersih dan Sehat

Pastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah. Bersihkan lingkungan minimal seminggu sekali, terutama saat musim hujan.

3. Pemantauan Kesehatan Berkala

Bagi ibu hamil, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan. Lansia perlu kontrol kesehatan secara teratur, terutama jika memiliki penyakit kronis.

4. Segera Berobat jika Demam

Jangan menunda konsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami demam tinggi atau gejala DBD lainnya. Pemeriksaan laboratorium dan perawatan intensif sangat penting untuk kelompok rentan.

Vaksin DBD, Apakah Sudah Efektif untuk Ibu Hamil dan Lansia?

Beberapa negara sudah mengembangkan vaksin DBD (Dengvaxia dan lainnya), namun efektivitas dan keamanan vaksin ini pada ibu hamil dan lansia masih perlu penelitian lebih lanjut. Konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan vaksinasi, karena kelompok ini memiliki risiko efek samping yang berbeda.

Prioritaskan Perlindungan untuk Ibu Hamil dan Lansia dari DBD

Ibu hamil dan lansia memang menjadi kelompok paling rentan terhadap komplikasi dan kematian akibat DBD. Perlindungan maksimal melalui pencegahan gigitan nyamuk, deteksi dini gejala, dan pengobatan tepat waktu sangat penting untuk menyelamatkan nyawa mereka. Seluruh keluarga dan masyarakat diimbau agar selalu waspada, menjaga lingkungan bersih, dan tidak ragu mencari bantuan medis jika gejala mencurigakan muncul.