Para mahasiswa takkan pernah lepas dari tugas-tugas yang berkaitan dengan karya ilmiah. Entah itu makalah, proposal, artikel sampai dengan skripsi, tesis atau disertasi.
Bagi mahasiswa yang pandai menuangkan ide dalam bentuk tulisan tentu tidak akan merasa keberatan atas beban tugas-tugas tersebut. Celakanya, bila ada mahasiswa yang tidak terbiasa membuat tugas makalah atau artikel akan kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya. Bahkan sebagian dari mereka ada yang nekat melakukan plagiasi. Padahal, itu adalah tindakan yang tidak terpuji.
Saat ini di kampus-kampus sudah memiliki sistem validasi karya ilmiah yang dapat mengecek sebuah karya ilmiah masuk dalam kategori plagiasi atau bukan. Mereka juga sudah memiliki standar skor plagiasi yang dapat ditoleransi. Oleh sebab itu, bila kamu seorang mahasiswa ada baiknya belajar teknik menulis parafrase agar terbebas dari plagiasi.
Apakah kamu tahu apa itu parafrase online? Mungkin sebagian dari kamu sudah ada yang paham. Namun bagi yang belum mengerti apa itu plagiasi, ada baiknya terus membaca artikel ini sampai tuntas.
Parafrase adalah aktifitas menuangkan kembali sebuah ide atau gagasan orang lain ke dalam tulisan yang menggunakan bahasamu sendiri tanpa mengurangi atau menambah isi konten aslinya. Berdasarkan manfaatnya, parafrase dapat digunakan untuk berbagai jenis karya ilmiah seperti berita, jurnal, artikel, makalah dan lain sebagainya.
Fungsi parafrase adalah untuk mencegah kemungkinan adanya tindakan plagiarisme. Apalagi untuk karya tulis yang banyak memakai sumber dan referensi. Parafrase merupakan metode alternatif lain pengutipan dalam hal menulis.
Jadi, ingin karya tulismu terhindar dari plagiasi sebaiknya kamu belajar teknik menulis parafrase yang baik dan benar. Kamu jangan khawatir! Teruslah membaca artikel ini sampai tuntas, barangkali kamu dapat termotivasi untuk menulis karya tulis ilmiah tanpa takut menjadi plagiator.
1. Kamu Harus Paham Gagasan Tulisan yang Diparafrase
Pertama-tama kamu harus belajar memahami ide, gagasan dan konsep tulisan yang akan kamu parafrasekan. Upayakan kamu betul-betul mendalami dan memahami ide atau gagasannya. Sebab, hal itu yang paling utama. Teknik parafrase tidak akan terwujud tanpa penguasaan gagasan utama pada suatu paragraf.
Dengan begitu kamu juga akan mampu membuat kalimat deduktif menjadi induktif, ataupun sebaliknya.Selama kamu paham dan menguasai gagasan utama dalam suatu paragraf, merubah kalimat dengan menggunakan gaya apapun bisa jadi mudah. Misalnya, kamu dapat merubah kalimat deduktif menjadi induktif, ataupun sebaliknya.
2. Memperkaya Kosakata dan Istilah
Teknik parafrase yang kedua adalah dengan memperbanyak kosakata dan istilah. Termasuk kata-kata yang sedang populer di media sosial. Dengan banyaknya kosakata yang dimiliki, kamu tidak akan kesulitan membuat kalimat dengan diksi yang sesuai dan tepat untuk mengganti kata dan kalimat sudah digunakan dalam tulisan awal.
Kemudian, dengan istilah yang sudah banyak kamu kuasai dapat membantu menyingkat tulisan. Satu istilah yang kamu tulis mungkin bisa mewakili sederet kata yang membentuk kalimat yang panjang.
Agar kosakata dan istilah ini semakin banyak, kamu perlu banyak membaca. Sehingga kamu tidak akan asing lagi dengan kosakata dan istilah yang baru-baru.
3. Memperbanyak Wawasan dan Pengetahuan
Wawasan dan pengetahuan adalah sebuah keharusan dalam teknik parafrase yang keempat ini. Ia akan mempermudah dan mempercepat kamu dalam memparafasekan sebuah tulisan.
Mengapa demikian? Sudah jelas alasannya. Ketika kamu tidak paham dengan topik paragraf demi paragraf yang akan diparafrase, tentu kamu akan kesulitan dan kekurangan ide. Yang ada malah ngeblang dan menulis akhirnya menjadi mandeg. Oleh sebab itu, sangat dibutuhkan ketekunan membaca dan mengamati berita untuk memperbanyak wawasan dan pengetahuan.
Parafrase adalah salah satu bakat dan potensi yang unik yang pernah dimiliki para penulis. Sehingga diperlukan pengetahuan tentangnya. Dan yang paling penting dan krusial adalah selalu melatih diri untuk menuliskannya.